Belajar psikologi yuukk

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa

Sabtu, 17 November 2012

Perhatikan Makanan untuk anak autisme


Para orang tua yang memiliki anak yang autisme sangatlah penting dalam memilih makanan yang sesuai  anak mereka yang menyandang autism, karena ada beberapa makanan yang harus dihindari serta adapun yang bagus untuk dikomsumsi oleh anak autis.Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan bagi para orang tua dalam memberikan makanan bagi anak-anak mereka yang menyandang autisme :


Makanan yang dihindari adalah :
  • Makanan yang mengandung gluten, yaitu semua makanan dan minuman yang dibuat dari terigu, havermuth, dan oat misalnya roti, mie, kue-kue, cake, biscuit, kue kering, pizza, macaroni, spageti, tepung bumbu, dan sebagainya.
  • Produk-produk lain seperti soda kue, baking soda, kaldu instant, saus tomat dan saus lainnya, serta lada bubuk, mungkin juga menggunakan tepung terigu sebagai bahan campuran. Jadi, perlu hati-hati pemakaiannya. Cermati/baca label pada kemasannya.
  • Makanan sumber kasein, yaitu susu dan hasil olahnya misalnya, es krim, keju, mentega, yogurt, dan makanan yang menggunakan campuran susu.
  • Daging, ikan, atau ayam yang diawetkan dan diolah seperti sosis, kornet, nugget, hotdog, sarden, daging asap, ikan asap, dan sebagainya. Tempe juga tidak dianjurkan terutama bagi anak yang alergi terhadap jamur karena pembuatan tempe menggunakan fermentasi ragi.
  • Buah dan sayur yang diawetkan seperti buah dan sayur dalam kaleng
  • Roti, pastry, biscuit, kue-kue dan makanan sejenis roti, yang menggunakan gula dan yeast.
  • Semua jenis keju.
  • Daging, ikan atau ayam olahan seperti daging asap, sosis, hotdog, kornet, dan lain-lain.
  • Macam-macam saus (saus tomat, saus cabai), bumbu/rempah, mustard, monosodium glutamate, macam-macam kecap, macam-macam acar (timun, bawang, zaitun) atau makanan yang menggunakan cuka, mayonnaise, atau salad dressing.
  • Semua jenis jamur segar maupun kering misalnya jamur kuping, jamur merang, dan lain-lain.
  • Buah yang dikeringkan misalnya kismis, aprokot, kurma, pisang, prune, dan lain-lain
  • Fruit juice/sari buah yang diawetkan, minuman beralkohol, dan semua minuman yang manis.
  • Sisa makanan juga tidak boleh diberikan karena jamur dapat tumbuh dengan cepat pada sisa makanan tersebut, kecuali disimpan dalam lemari es.
Makanan yang dianjurkan adalah :
  • Makanan sumber karbohidrat dipilih yang tidak mengandung gluten, misalnya beras, singkong, ubi, talas, jagung, tepung beras, tapioca, ararut, maizena, bihun, soun, dan sebagainya.
  • Makanan sumber protein dipilih yang tidak mengandung kasein, misalnya susu kedelai, daging, dan ikan segar (tidak diawetkan), unggas, telur, udang, kerang, cumi, tahu, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, kacang mede, kacang kapri dan kacang-kacangan lainnya.
  • Sayuran segar seperti bayam, brokoli, labu siam, labu kuning, kangkung, tomat, wortel, timun, dan sebagainya.
  • Buah-buahan segar seperti anggur, apel, papaya, mangga, pisang, jambu, jeruk, semangka, dan sebagainya.
  • Makanan sumber karbohidrat: beras, tepung beras, kentang, ubi, singkong, jagung, dan tales. Roti atau biscuit dapat diberikan bila dibuat dari tepaung yang bukan tepung terigu.
  • Makanan sumber protein seperti daging, ikan, ayam, udang dan hasil laut lain yang segar.
  • Makanan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan (almod, mete, kacang kedelai, kacang hijau, kacang polong, dan lainnya). Namun, kacang tanah tidak dianjurkan karena sering berjamur.
  • Semua sayuran segar terutama yang rendah karbohidrat seperti brokoli, kol, kembang kol, bit, wortel, timun, labu siam, bayam, terong, sawi, tomat, buncis, kacang panjang, kangkung, tomat, dan lain-lain.
  • Buah-buahan segar dalam jumlah terbatas.
Disadur oleh Nadia Windi dari Terapi Makanan Anak Dengan Gangguan Autisme yang disusun oleh Tuti Soenardi, Susirah Soetardjo

Perawatan Gigi dan Mulut Bagi Anak Berkebutuhan Khusus


Masalah kesehatan gigi dan mulut apa saja yang sering dialami anak-anak berkebutuhan khusus?
1. Gigi berlubang (karies gigi) disebabkan antara lain oleh kelainan bentuk dan struktur gigi
(anomali), frekuensi muntah atau gastroesophangeal refluks, jumlah air ludah kurang,
pengobatan yang mengandung gula atau diet khusus yang memerlukan pemberian susu botol
yang diperpanjang dan keterbatasan anak ataupun kemauan dari orang-orang sekitar untuk membantu membersihkan gigi dan mulut secara rutin setiap hari.
2. Penyakit jaringan penyangga gigi (periodontal) seperti gusi berdarah, kegoyongan gigi dan
karang gigi. Kondisi ini disebabkan oleh kebersihan mulut yang kurang diperhatikan karena
ketidakmampuan menggunakan sikat gigi dengan benar, pola makan yang kurang baik dan
efek samping dari obat-obatan yang dikonsumsi. Radang pada jaringan periodontal yang parah dapat mengakibatkan anak kehilangan gigi.
3. Maloklusi terjadi karena adanya keterlambatan erupsi gigi, tidak ada benih gigi, gigi berlebih, gangguan fungsi hubungan otot-otot dalam mulut dan periodontal sehingga rahang atas maju, gigitan terbuka dan gigitan silang. Bruksism (ngerot) pada penderita cerebral palsy mengakibatkan gigi rahang atas maju ke depan. Untuk menangani bruksism dapat digunakan bite guard.
4. Bernafas melalui mulut (pernapasan mulut kronik) disebabkan oleh jalan nafas yang lebih
sempit sehingga anak berkebutuhan khusus cenderung bernafas melalui mulut. Pernafasan
mulut kronis ini menyebabkan ukuran lidah membesar (makroglosia) dan permukaan lidah
beralur dalam dan kering sehingga menimbulkan bau mulut (halitosis) dan iritasi pada sudut
bibir (angular cheilitis). Kondisi ini akan mempengaruhi fungsi bicara dan pengunyahan.
5. Trauma atau benturan sering terjadi pada anak-anak dengan gangguan psikososial dan
perilaku karena jatuh ataupun kecelakaan.
Perawatan gigi apa saja yang dapat dilakukan pada anak berkebutuhan khusus?
Perawatan Preventif.
Tindakan pencegahan penyakit gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus:
1. Pemberian fluor. Pemberian fluor pada anak berkebutuhan khusus dapat diberikan secara
sistemik atau topikal dalam bentuk gel.
2. Kontrol Plak dengan cara menyikat gigi yang tepat, mengatur pola makan anak dan
penggunaan obat kumur. Pada anak berkebutuhan khusus yang disertai gangguan fungsi otot
pengunyahan biasanya sisa makanan sering kali masih terkumpul disekitar giginya. Pemberian obat kumur yang tidak mengandung alkohol dapat digunakan pada anak yang sudah dapat berkumur untuk membantu membersihkan sisa makanan dan berfungsi sebagai antiseptik.Pemberian antiseptik bentuk gel juga dapat diberikan secara rutin.
3. Pembersihan karang gigi
4.Penutupan pit dan fissure sealant. Sealant adalah bahan tambal cair yang mengisi alur-alur permukaan gigi geraham tetap anak yang dalam sehingga mencegah partikel makanan masuk. Penutupan pit dan fissure sealant efektif mencegah gigi berlubang.
Perawatan Kuratif dan rehabilitatif.
Penambalan maupun pencabutan pada anak berkebutuhan khusus maupun normal pada dasarnya sama, namun jika disertai dengan adanya kelainan sistemik maka penanganannya dilakukan secara multidisipliner dengan dokter anak dan dokter anestesia. Kerjasama dengan terapis wicara dan ahli gizi sangat berpengaruh pada kesuksesan perawatan. Penggunaan alat orthodonsi juga dapat dilakukan pada anak berkebutuhan khusus dengan pertimbangan yang tepat.
Tips untuk diingat
Beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila anak berkebutuhan khusus datang ke dokter gigi antara
lain:
1. Sebaiknya sebelum anak mendatangi dokter gigi anak, orang tua datang terlebih dahulu
berkonsultasi sebab perawatan gigi anak berkebutuhan khusus membutuhkan identifikasi dini
mengenai riwayat medis, kemampuan kooperatif, pemahaman, adanya tidaknya fobia dan
hal-hal spesifik lain yang penting. Hal ini akan menjadi dasar pemilihan teknik manajemen
tingkah laku yang diberikan pada anak. Pada kasus ringan dokter gigi anak akan menerapkan teknik non farmakologi, yaitu Tell Show Do, modelling, positive reinforcement, distraksi, desensitisasi. Sedangkan pada kasus berat akan dipilih teknik farmakologi: sedasi dan general anastesia.
2. Membuat perjanjian jadwal kunjungan dokter gigi anak terlebih dahulu. Sebaiknya kunjungan dilakukan pada jam-jam yang tidak terlalu sibuk, atau dijadwalkan pada urutan pertama agar anak tidak perlu menunggu.
3. Pada anak dengan gangguan psikososial dan perilaku membutuhkan waktu untuk
membiasakan diri dengan lingkungan baru. Oleh sebab itu perlu kerjasama orang tua dan
dokter gigi anak. Pada kunjungan pertama, anak diperkenalkan dengan dokter gigi anak dan
lingkungan perawatannya. Alat bantu visual seperti gambar sikat gigi, pasta, cara menggosok
gigi dan alat elektronik (kamera) dapat digunakan untuk menumbuhkan sikap positif anak.
Sumber :  drg. Lila Susanti, Sp.KGA

Vitamin C dan Austims ?????


Kebutuhan vitamin c  dan Austism
Vitamin c adalah suplemen vitamin yang paling populr di Amerika. Tubuh manusia tidak dapat membuat vitamin sendiri, oleh karena itu diperlukan sumber – sumber atau suplemen lain untuk mencegah kekurangan vitamin C ini, sejak dulu, kekurangan vitamin c disebut sariawan dan gejalanya kekurangan vitamin c adalah sebagai berikut:


  1. Mudah terserang infeksi
  2. Luka yang sulit sembuh
  3. Pendarahan pada gusi
  4. Memar pada beberapa bagian tubuh
  5. Depresi atau histeris
  6. Kelelahan yang luar biasa
Manfaat dari vitamin c sangatlag banyak dan tidak dapat dibahas satu per satu di sini. Tetapi untuk menderita autis dan hambatan sejenis, vitamin C menjadi sangat penting dengan alas an di bawah ini:
  1. Meningkatkan system kekebalan
  2. Sebagai anti oksidan dan melindungi dari kerusakan radikal bebas
  3. Menghalangi kegiatan virus tertentu
  4. Menghalangi pertumbuhan jamur
  5. Melindungi dari zat – zat pembawa polusi seperti asap rokok, lingkungan yang beracun dan penyebab alergi
  6. Mempercepat penyembuhan luka yang terbuka dan usus yang terluka
  7. Collagen adalah substansi protein utama dalam tubuh manusia. Vitamin C penting untuk pembuatan collegen
Peranan vitamin c dalam menambah system kekebalan tubuh menjadi elemen penting pada anak anak penderita autis. Vitamin c menambah fungsi sel sel darah putih, menambah tingkat antibody dan respon serta meningkatkan level interferon. Sangat penting bagi penderita autis dan hambatan lainnya agar tidak sampai kekurangan vitamin c
Sumber : disadur dari Buletin LDR